Kalau orang
tua pernah mengatakan, syukuri saja yang ada, ternyata itu bukan kata-kata
biasa. Bersyukur ternyata bisa membedikan dampak psikologis, bahkan bisa
mencegah dari berbagai penyakit, tidak hanya penyakit kejiawaan, tapi juga
penyakit fisik lain.
Rasa syukur
melatih seseorang untuk menerima keadaan serta apa yang saat ini ia miliki, dan
terus berusaha untuk menggapai yang tengah ia tuju. Ini berkebalikan dengan
orang yang suka mengeluh, karena merasa hidupnya serba sengsara. Menerima
keadaan membuat seseorang tidak serta merta membandingkan hidupnya dengan orang
lain, yang menurutnya lebih baik.
Kurang
bersyukur bisa memicu perasaan iri, sehingga membuat fikiran dikuasahi hal-hal
negatif. Selain itu, kurang bersyukur juga bisa membuatnya terus-terusan
mengeluh. Mengeluh adalah hal yang manusiawi, namun jika dilakukan terus
menerus, membuat kondisi psikologis dan kesehatan fisiknya terganggu.
Salah satu
penyakit fisik yang sering muncul karena tidak menerima keadaan, atau kehidupan
yang tengah dijalani, adalah stres ringan dan sakit perut karena asam lambung
meningkat. Stres adalah pemicu utama peningkatan asam lambung, selain faktor
makanan. Stres dalam waktu lama bisa menimbulkan depresi, sehingga bisa membuat
seseorang melakukan hal-hal diluar dugaan, seperti mencuri dan bunuh diri.
Selain itu,
penyakit yang mengintai karena stres akut disebabkan tekanan hidup adalah
tekanan darah naik, ia akan mudah pusing dan besar kemungkinan sampai terserang
stroke. Tentu jika sudah pada tahap ini, bisa membahayakan jiwa. Tidak
menyangka bukan betapa bersyukur itu penting?
Bersyukur itu
adalah upaya menerima hidup apa adanya, melihat sisi positif dibandingkan sisi
negatifnya. Tidak perlu merasa rendah diri karena memang tidak bisa seperti
orang lain, syukuri apa yang dijalani. Tidak perlu iri hati dengan hidup orang
lain, syukuri saja apa yang kita miliki. Tidak perlu terlalu fokus pada hal-hal
negatif dalam hidup, sehingga menyebabkan beban fikiran bertambah, syukuri saja
hal-hal positif yang masih ada, meskipun kecil.
Editor
: Falasifa
Tags:
psikologi