Punya cerita? Kirimkan *DISINI*

Bisakah LGBT disembuhkan?





Para ahli psikologi terpecah dalam dua opini besar tentang LGBT. Ada yang menyebut itu penyakit psikologi seksual, ada yang mengatakan itu hal wajar dan alamiah. Namun dari dua pendapat ini, tidak bisa dipastikan mana yang benar, sebab keduanya memiliki sisi kebenaran. LGBT bisa jadi sebuah penyakit psikologi, tapi disisi lain juga hal yang wajar dan alamiah. Begini penjelasannya :

Kecenderungan menyukai tubuh dan perasaan sayang kepada seseorang adalah hal yang wajar, karena manusia memiliki hasrat dalam dirinya yang tak bisa ditutupi. Dalam ranah ini masih disebut normal-normal saja, sekalipun hasrat dan kecenderungannya lebih terarah kepada yang berjenis kelamin sama.

Ahli psikologi yang pro bahwa LGBT adalah normal mengatakan, bahwa hasrat dan perasaan dalam diri seseorang tidak muncul begitu saja, ada proses panjang yang kemudian membentuk itu semua, bahkan salah satu sebab terbesarnya bisa dari pola asuh, lingkungan, sampai hal-hal kecil yang tidak pernah terfikirkan.

Namun dalam batas tertentu, hasrat dan kecenderungan tersebut menjadi tidak normal lagi, ketika terlampau bebas dilampiaskan, seperti pada akhirnya dia terjebak pada seks bebas. Tidak saja kaum LGBT, kaum heteroseksual yang dibilang normal, ketika sudah mengalami hiperseksual, juga disebut mengalami penyimpangan. Artinya dalam konteks hasrat dan kecenderungan seksual, keduanya nyaris sama.

Lalu bagaimana dengan kaum transgender yang merubah alat kelaminnya? Benarkah itu menyalahi kodrat? Kodrat sebenarnya adalah segala hal yang tidak mungkin ia pungkiri, sehingga ia tidak berkehendak untuk merubahnya. Mereka yang terlahir berkelamin laki-laki, bisa jadi berkodrat seperti perempuan. Masalahnya manusia tidak pernah tahu dimana pangkal kodrat tersebut. Bahkan ia tidak bisa memilih.

Meski begitu bukan berarti LGBT bisa melampiaskan hasrat semaunya. Sayangnya, LGBT yang muncul dalam perbincangan publik, adalah mereka yang memang sangat menyimpang, seperti pelaku free seks, sehingga banyak yang kemudian meninggal karena HIV/Aids, bahkan yang meresahkan ketika mereka mengadakan party seks dengan melibatkan banyak orang.

Ini sama ketika kaum hetero selingkuh dari istrinya, atau masih mencari perempuan bayaran demi melampiaskan hasrat seksualnya yang tidak terpuaskan ketika di rumah. Kaum hetero model seperti ini juga disebut melakukan penyimpangan, baik secara hukum atau norma. Apalagi mereka yang sering memperkosa lawan jenisnya, model seperti ini juga tidak normal lagi secara seksual, meski memiliki hasrat dan kecenderungan dengan lawan jenis.

Lantas apakah LGBT bisa disembuhkan? Lebih tepatnya bukan LGBT yang disembuhkan, sebab dalam taraf tertentu mereka hidup secara wajar di masyarakat, hanya memiliki perbedaan hasrat dan kecenderungan, namun tidak merugikan pihak-pihak lain, dan itu sangat alamiah.

Yang perlu disembuhkan adalah mereka yang mengalami penyimpangan seksual, sehingga merugikan orang lain, dan masyarakat secara luas. Kasus HIV/Aids juga tidak hanya terjadi di kalangan LGBT, bahkan banyak juga menimpa pasangan suami istri. Tapi perlu diingat, kaum LGBT lebih rentan melakukan penyimpangan seksual, karena mereka tidak mengenal ikatan seperti pernikahan, sehingga menjadi lebih bebas.

Penulis : Fellisa
Editor : Atha’
Lebih baru Lebih lama