
Kaum gay yang sering berposisi sebagai "perempuan" atau yang kerap diistilahkan dengan bottom, disinyalir berpotensi mengalami perubahan hormon.
Dari bentuk tubuh misalnya, para bottom akan lebih memiliki pinggul besar, dan dadanya pun lebih menonjol kedepan. Tidak rata atau bidang layaknya laki-laki pada umumnya.
Tim Solidaritas Pelangi Nusantara pun menanyakan hal tersebut pada seksolog yang intens dalam studi psikologi seksual. Bahwa perubahan hormon mungkin terjadi pada setiap manusia, terutama karena faktor makanan dan gaya hidup.
Dalam kasus hubungan antar gay, perubahan barangkali lebih karena faktor psikologi dan indentifikasi diri. Karena tak sedikit pula bottom yang memiliki tubuh atletis.
Kaum pria dominan hormon testoteron, sementara perempuan dominan hormon estrogen. Meskipun kedua hormon ini ada dalam kedua jenis kelamin.
Pembedanya, lelaki cenderung lebih berotot dan perempuan lebih berlemak. Lemak perempuan secara intensif ada di pinggul, lengan, dan dada. Sementara lemak kaum pria sering berada di perut.
Perubahan hormon dalam aspek psikologis sebenarnya jarang terjadi, seperti misalnya lelaki yang sering berperan sebagai "perempuan" dalam hubungan antar gay. Peran yang dimaksud adalah posisi ketika berhubungan intim, dan suasana psikologis dalam memaknai hubungan keduanya.
Tak jarang bottom yang lebih suka memiliki bokong semok, karena lebih untuk memuaskan pasangan topnya, atau karena dia merasa lebih nyaman dengan hal tersebut berkaitan dengan fungsi relasinya.
Perubahan sikap, pola pikir, dan mood itu memang bisa mempengaruhi suasana hati. Contoh kasusnya, kenapa orang yang hidup bahagia badannya menjadi lebih gemuk?
loading...
loading...
Hormon bahagia itu disebut endorfin, yang lebih dekat dengan hormon estrogen. Perempuan lebih mudah bahagia dengan hal-hal kecil, lebih karena dalam tubuhnya dominan hormon estrogen.Maka tak heran jika perempuan lebih mudah gemuk dibandingkan laki-laki. Lalu bagaimana dengan bottom?
Untuk mengetahui perubahan hormon itu, sekilas bisa dilihat dari bentuk fisik. Terutama bagian tubuh yang harusnya dominan otot seperti dada, lengan, tangan, dan kaki.
Jika terjadi perubahan misalnya, jumlah lemak lebih banyak, otot berkurang atau tertutup, bentuk dada runcing mirip piramid dengan puting diujungnya, paha melebar, dan pipi lebih tembem, itu menandakan hormon estrogennya bertambah.
Meskipun bagi seorang pria, sekalipun dia bottom, hormon testoteron tetaplah lebih dominan. (Huc/Yui)