Selanjutnya
aku pasrah dengan segala perlakuannya, sampai akhirnya dia mensetubuhiku malam
itu tanpa kondom, hanya pelicin dari minyak zaitun yang biasa aku gunakan untuk
kulit agar tidak kusam. “pisangnya” tidak terlalu besar, tapi tidak kecil.
Standar ukuran anak sekolahan, sehingga aku tidak begitu merasakan sakit, hanya
diawal saja dan seterusnya menikmati.
Entah
bagaimana bisa begini, aku merasa sangat nyaman dengan perlakuan semalam. Hari
berikutnya aku bekerja lebih giat dari biasanya, karena setiap kali
membayangkan kejadian malam itu, ada perasaan senang, merasa disayang, dan itu
membuatku tersenyum-senyum sendiri. Mengingat kejadian malam itu menjadi
moodboster buatku.
Tapi aku takut
mengutarakan keinginan untuk disetubuhi lagi sama bfku, karena takut dikira
murahan. Apalagi diajuga sibuk sekolah, pulang sampai rumah jam empat sore,
belum lagi les tambahan. Hari sabtunya dia aktif di ekstrakurkuler, meskipun
selepas dhuhur sudah pulang.
Kami bertemu
dan jalan paling tidak seminggu sekali, tapi dia tidak sampai lagi menginap di
kosku, karena orang tuanya ingin dia pulang. Karena saking inginnya, aku
memberanikan diri untuk meminta hal itu lagi, dia mengiyakan. Tapi ya namanya
masih anak SMA, dia tidak bisa bersikap serius seperti seusiaku, dia kadang
masih suka bermain dengan teman-temannya, apalagi kalau sudah main game online.
Karena sabtu
libur, maka sepulang sekolah dia mampir ke kosku. Tapi sore harinya dia harus
pergi dengan temen-temannya membeli kebutuhan untuk prakerin. Sampai di kosku
dia mandi dan kemudian kami melakukan itu lagi, kali ini rasanya lebih nikmat
karena aku sudah mulai terbiasa. Bahkan aku sampai pada puncaknya, saat sedang
disetubuhi dia.
Setelah tau
aku sudah klimaks, dia kemudian mencabut “pisangnya” dan membersihkannya dengan tisu, segera ia
mengenakan bajunya kembali karena dia harus segera pergi menemui temannya.
“yank aku pergi dulu ya,” pamitnya sambil mengecup keningku, aku masih
telentang telanjang karena kelelahan.
BERSAMBUNG
Tags:
Cerita