Punya cerita? Kirimkan *DISINI*

Semeku Anak SMA (3-Habis)






Setelah itu beberapa minggu kemudian kami tidak bertemu, selain hanya berhubungan melalui wa. Dia harus prakerin diluar kota dan aku tak mau mengganggunya. Setelah tiga minggu tak bertemu, akhirnya dia menyempatkan waktu pulang dan menemuiku. Karena rindu yang sangat tiga minggu tidak bertemu, maka kami melakukan itu lagi. Rasanya masih nikmat seperti biasanya.

Anehnya setelah melakukan hubungan intim dengan dia, moodku kembali membaik. Fikiran yang kacau dan tertekan akhibat pekerjaan seolah hilang dan aku menjadi lebih produktif dalam bekerja. Berikutnya, hampir setiap kali kami ketemu, aku selalu minta disetubuhi, dan dia tidak pernah menolak. Maklum saja, kami hanya bertemu paling tidak dua minggu sekali.

Entah sudah berapa banyak sperma yang ia muncratkan ke dalam tubuhku, karena ia lebih suka mengeluarkannya di dalam daripada diluar, sementara aku pasrah saja. Bagiku bisa disetubuhi dia saja sudah cukup. Sampai tak terasa jika hubungan kami sudah berjalan kurang lebih setahun. Dia sudah naik ke kelas 3 dan masuk semester pertengahan.

Jelang kelulusan, dia menjadi sulit sekali dihubungi. Awalnya aku maklum saja karena mungkin dia fokus sekolah dan persiapan ujian nasional, namun menjadi ganjil ketika semua sosial medianya juga tidak aktif. Aku pun beranikan diri untuk ke rumahnya, meskipun sedikit ada rasa takut kalau orang tuanya tahu. Aku mengaku sebagai supervisornya ketika prakerin dulu.

Alangkah terkejutnya aku ketika Ibunya memberi tahu bahwa dia sedang sakit parah dan sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Tubuhnya pun semakin kurus, bahkan hampir tak kukenali lagi karena perubahannya yang drastis. Setelah kondisinya sekarang aku lalu pulang ke kos, di dalam kamar aku menangis sejadi-jadinya, menangisi keadaannya yang sekarang ini.


Aku khawatir dia terkena HIV/Aids, maka aku beranikan diri untuk cek kesehatan, termasuk tes VCT, dan ternyata hasilnya negatif. Aku bersyukur, meski desas desus berkembang bahwa bfku terkena HIV/Aids menyebar di grup khusus di sosial media. Aku tidak terima mendengar desas desus tersebut, sampai kemudian ada temannya yang mengatakan bahwa bfku pernah berhubungan dengan orang lain. Aku terkejut.

Lalu aku menelepon anak itu dan menanyakan kejelasan. Katanya bfku pernah dekat dengan orang seumuranku juga, tapi orang itu sudah meninggal dengan penyakit yang hampir sama, gejalanya tubuhnya menjadi kurus dan komplikasi. Betapa remuk hatiku mengetahui hal ini. Apa bfku tertular?

Sampai kemudian aku memutus semua hubungan di sosial media, dan tidak lagi berharap bertemu dengannya. Aku tak peduli lagi dengan keadaan bfku, dan hidupku kini berubah menjadi formal lagi. Orang tuaku terus menanyakan apakah aku sudah punya calon untuk dinikahi? Aku pun terdiam.

T A M A T


Lebih baru Lebih lama