Beruntungnya aku diajak teman untuk tes VCT. Ya dibilang beruntung sebenarnya juga enggak, mana ada ketahuan positif HIV bisa dianggap beruntung? Tapi beruntung karena virus itu terdeteksi sejak dini, sehingga ada penanganan medis.
Tapi apes juga, saat ditanya apa aku pernah melakukan hubungan intim? Memang sekitar 3 bulan lalu aku melakukannya, dengan kenalan di sosmed, itupun untuk pertama kalinya aku melakukan hal tersebut, hanya karena penasaran.
Apes banget sih, pikirku. Meskipun sejak disebut positif itu aku sempat terkejut dan minta tes ulang karena takut tertukar. Namun tim medis memastikan itu benar.
loading...
Aku shock dan nyaris pingsan selepas tes itu, sampai pulang ke rumah pun harus diantar teman. Tiba-tiba badanku lemas. Aku diminta untuk konsultasi lanjutan.Memang sih, tertular itu bukan faktor banyaknya berhubungan intim, tapi dengan siapa kita melakukannya. Kalau dengan orang yang udah pengidap, maen sekali pun bisa langsung kena.
Penyesalan itu tiap hari makin kuat, juga rasa benciku sama partner hubungan intimku itu juga kian bertambah. Sampai pernah aku caci maki habis-habisan, dan dia malah membalas dengan jawaban yang makin buatku benci. Katanya gue harus rasain apa yang selama ini dia rasain, jadi pengidap HIV/AIDS itu berat.
Aku ngerasa masa depanku suram. Gimana nanti kalau aku menikah? Apakah istriku juga tertular? Gimana kalau keluarga besar, tetangga, dan teman-teman tahu? Apakah masih mau mendekat denganku?
Hari ke hari aku dibayangi perasaan takut itu, sampai badanku drop, berat badanku menurun drastis dan terlihat kurus.
Berat banget terstigma pengidap HIV/AIDS, aku berharap kalian tidak akan merasakannya. Tetap jaga kesehatan dan keamanan ya kawan. (Yudhi)
loading...
Tags:
Cerita