Tak sedikit pergeseran peran terjadi dalam hubungan kaum pelangi, salah satunya ketika cowok macho memilih menjadi bottom, namun ingin digagahi oleh sesama bottom. Mereka justru kurang tertarik dengan yang sesama macho.
Cowok macho ini sering mengaku sebagai top pada awalnya, agar mendapatkan pasangan bottom. Namun ketika mereka melakukan hubungan intim, si bottom justru dipaksa untuk berperan sebagai top.
Dalam istilah seksual terbaru, orientasi ini disebut post-masokis. Hal ini terjadi tak hanya dikalangan pelangi, namun juga pasangan hetero.
Masokis adalah sebuah kelainan seksual ketika kepuasaan baru diraih ketika ia disiksa. Berkebalikan dengan sadisme yang merasa puas dalam berhubungan intim ketika sambil menyiksa pasangannya.
Post-masokis tidak dalam taraf seekstrem itu. Mereka baru merasa puas ketika menempatkan diri sebagai pihak yang digagahi oleh mereka yang selama ini dianggap lembut, feminim, atau yang juga sering menjadi obyek seksual.
Untuk kasus pasangan hetero, seorang pria merasakan kepuasaan seksual ketika digagahi perempuan. Si pria yang macho ini akan pasif saja menerima perlakuan seksual. Bahkan tak jarang perempuan harus mengenakan penis buatan untuk "memperkosa" pasangan prianya.
Begitupun dalam dunia pelangi. Cowok macho yang awalnya mengaku top ini, akan merasakan kepuasaan seksual ketika disodomi oleh bottom. Mereka menempatkan diri sebagai obyek paling rendah karena digagahi oleh bottom yang seringkali digagahi oleh para top.
loading...
Uniknya, para post-masokis ini justru tak tertarik dengan pure top atau cowok macho yang jelas orientasinya. Sebagian dari mereka justru lebih puas digagahi oleh waria/transgender.
Bayangkan ketika seorang waria menggagahi cowok macho, mungkin sebagian dari kalian langsung merasa jijik. Namun si macho ini justru mendapatkan kepuasaan. (Sip/Yui)
Tags:
lgbt