
Macho kok bottom? Itulah yang mungkin terbersit dipikiran banyak kaum pelangi. Bottom sering identik dengan ngondek dan lemah gemulai. Sementara top diasosiasikan mereka yang muscle atau macho.
Nyatanya, tak sedikit yang macho ternyata punya role bottom. Beberapa member Solidaritas Pelangi Nusantara mengaku pernah berpacaran dengan bottom macho.
Menurut mereka, bottom macho cenderung cuek dan garing, meskipun bikin ngangenin. Berbeda dengan bottom umumnya yang manja dan cerewet. Gesture mereka pun tak begitu mencolok, layaknya bottom secara umum.
Lalu pernahkah berhubungan intim? Sebagian mengaku pernah. Ketika berhubungan intim, bottom macho memang tidak ekspresif, paling hanya mringis sambil mendesah pelan.
Sensasinya memang berbeda. Mereka lebih sering dianggap sebagai teman dekat, ketimbang pasangan kekasih. Dalam interaksi sehari-hari, bottom macho juga terkesan irit bicara.
Hal itu seringkali membuat pasangannya berpikiran negatif, dan sering was-was. Praktis di antara keduanya nyaris punya sikap yang sama, yang membedakan hanyalah ketika di atas ranjang.
Asyiknya lagi, bottom macho itu sangat rasional. Mereka memang kurang memuaskan dalam komunikasi verbal, namun tak memiliki sikap lebay. Mereka juga jarang posting masalahnya di sosial media.
loading...
loading...
Mereka sangat selow, kalaupun akhirnya putus, ya putus saja. Tanpa harus menunjukkan sesuatu bahwa mereka disakiti dan dihianati. Begitulah umumnya bottom macho, meski rolenya sebagai bottom, namun sisi machonya nampak ketika ia bersikap. (Yui/Rom)
Tags:
lgbt