Punya cerita? Kirimkan *DISINI*

Bottom Makin Tak Laku. Top Kini Lebih Tertarik dengan Top




Keterbukaan wacana perihal LGBT dan makin mudahnya intensitas komunikasi di kalangan pelangi, ternyata menimbulkan rasa tidak nyaman tersendiri. Terlebih bagi kaum pelangi yang hidup di negara yang masih tabu soal hubungan sesama ini.

Selain itu, pandangan masyarakat yang melihat LGBT secara sempit, misalnya mengira LGBT adalah cowok ngondek, cewek tomboy atau waria, membuat para gay muscle menjauhi mereka dan lebih tertarik dengan sesama muscle.

Padahal umumnya cowok ngondek berposisi sebagai bottom. Keengganan para top itu bukan karena tidak tertarik, sebenarnya tak sedikit pula top muscle yang menyukai cowok ngondek. Hanya saja mereka agak risih dengan pandangan masyarakat.

Akhirnya para top muscle lebih memilih berhubungan dengan sesama muscle yang sebagian besar juga berposisi sebagai top. Akhirnya terjadi perubahan role ekstrem pada kaum pelangi.

Jika sekarang kita lihat jumlah bottom makin banyak, itu adalah faktor realitas sosial yang masih menganggap aneh cowok ngondek, padahal ngondek bukan kelainan, melainkan hanya variasi gesture manusia. Karena tidak semua cowok ngondek itu LGBT.

loading...
Realitas ini semakin buruk karena alih-alih membatasi jumlah LGBT, namun karena pandangan masyarakat yang kurang permisif membuat jumlah LGBT kian banyak, karena tak sedikit role top yang beralih menjadi bottom karena terlalu intensnya hubungan mereka dengan sesama top.

Perubahan role menjadi bottom itu membuat mood seksual mereka untuk mencintai dan menggauli perempuan justru makin hilang, dibanding saat mereka masih menjadi top. (Yui/Rom)
Lebih baru Lebih lama