Punya cerita? Kirimkan *DISINI*

Kenapa Gengsi Mengaku Sebagai Bottom?


Role dalam dunia pelangi menjadi menarik untuk dibahas, apalagi ketika banyak bottom yang gengsi mengakui rolenya, karena menganggap bottom sebagai obyek seksual. Padahal dengan tidak jujur, justru melelahkan perasaan.

Role pada mulanya muncul untuk mengidentifikasi posisi berhubungan. Dalam dunia pelangi, role menjadi penting karena keduanya memiliki jenis kelamin sama. Misalnya sesama pria. Pada kodratnya, pria memang tercipta sebagai subyek dalam berhubungan seksual. Bukan obyek. Perempuanlah yang menjadi obyek.

Hal ini didasarkan pada perbedaan organ seksual. Kaum pria memang memungkinkan untuk menjadi subyek ketimbang sebagai obyek. Karena pria lah yang mengontrol jalannya hubungan intim, pria juga yang berperan menghamili perempuan.

Namun dalam hubungan sesama jenis, hal semacam ini menjadi kompleks. Ketika seseorang menyebut dirinya bottom, maka ia memutuskan sebagai obyek dalam hubungan, termasuk dalam hubungan intim.

Fungsinya sebagai subyek ditiadakan. Padahal, pria tidak memiliki organ seksual sebagai obyek. Akhirnya hubungan intim dilakukan melalui organ lain, seperti organ pembuangan.

Dalam psikologi disebutkan, bahwa kalangan gay memang secara instingtif memiliki ketertarikan menjadi obyek. Hal ini karena mereka berpikir memiliki pasangan yang sama-sama memiliki fungsi sebagai subyek.

Hanya saja, bagi gay yang manly, agak sukar mengakui dirinya bottom karena merasa menjatuhkan harga dirinya. Padahal secara instingtif dia juga ingin merasakan bagaimana menjadi obyek, dan menikmati sentuhan dari sesama.

Bahkan tidak ada gay yang benar-benar pure top. Karena untuk apa menjadi pure top jika pelampiasan perasaan dan hasrat seksualnya dengan sesama jenis?

Pada kalangan tertentu, role hanya dianggap sebagai penjelas hubungan non intim. Jadi jujur saja pada role kamu, dan jangan terpaku pada role. Role sebenarnya hal yang fleksibel, apalagi kaum pria sama-sama memiliki alat sebagai subyek. (Hus/Ath)
loading...
Lebih baru Lebih lama