Pasangan sesama jenis selalu punya pikiran untuk mengadopsi anak, karena keduanya secara kodrati memang tidak bisa melahirkan. Namun, apakah mengadopsi anak adalah jalan yang bijak?
Mengadopsi anak memang jadi keputusan pasangan suami istri yang tidak memiliki keturunan atau aseksual. Anak yang diadopsi umumnya dari panti asuhan, atau anak yatim piatu.
Namun menjadi berbeda jika yang mengadopsi adalah pasangan sesama jenis, misalnya pasangan sesama pria atau wanita. Anak hasil adopsi tersebut akan tumbuh besar dan bertemu dengan realitas di lingkungannya, dan teman-teman yang memiliki ayah dan ibu yang berlainan jenis.
Anak adopsi dari pasangan sesama jenis akan mengalami distraksi sosial, dan kebingungan saat mereka beranjak dewasa, ketika mereka menyadari jika ayah dan ibunya adalah dari jenis yang sama. Hal ini akan mempengaruhi psikologi mereka.
Bahkan tak jarang yang mengalami krisis identitas, mereka sulit membedakan fungsi seksualnya, dan berpotensi juga menjadi penyuka sesama sebagaimana kedua orang tua angkatnya. Meskipun kemungkinan itu kecil.
loading...
Oleh sebab itu, adopsi anak untuk pasangan sesama jenis bukan keputusan bijaksana. Harus juga mempertimbangkan perkembangan sang anak kelak ketika dewasa.Sebab anak adopsi itu akan tinggal serumah, menyaksikan bagaimana kedua orang tuanya berinteraksi, yang pada akhirnya memberikan satu gambaran hidup baginya.
Parenting