Ketika berhubungan intim, seringkali top meminta keluar di dalam. Apalagi ketika melakukannya tanpa menggunakan kondom. Hal ini sebenarnya sangat beresiko. Berikut penjelasannya.
Tahukah kalian jika sperma bisa hidup selama kurang lebih 5 hari di dalam organ bagian dalam? Selepas dikeluarkan, sperma yang jumlahnya jutaan itu akan mati jika berada di luar tubuh, namun bisa hidup selama lima hari di dalam tubuh.
Sperma itu bisa "berenang sampai" usus besar, dan itu bisa menyebabkan beberapa masalah pada perut, seperti mulas hingga diare. Selain itu sperma yang kemudian mati bisa menjadi bakteri di dalam.
Meskipun kasus itu jarang terjadi, karena sperma akan sulit melawan "arus" yang menuju sistem pembuangan. Namun jika beberapa gejala seperti perut mulas dan ingin keluar air besar, namun ternyata tidak keluar tinja, besar kemungkinan hal itu terjadi.
Rasa mulas dalam perut itu bisa juga terjadi karena gesekan atau sodokan intens yang dilakukan di dalam rektum. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh.
Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat.
Itu menyebabkan buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, maka terjadilah yang disebut konstipasi, atau sulit mengeluarkan tinja yang mengeras.
Sementara, bila ada infeksi bakteri, "benda asing" seperti sperma atau virus di usus maka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air menjadi lebih sedikit.
Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga, atau yang kerap kita sebut mencret.
Keadaan demikian disebut dengan diare.Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphinkter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja.
Sehingga, sex anal atau sodomi sangat merugikan bagi tubuh karena membuat sistem pembuangan terganggu, yang bisa berdampak pada masalah di usus besar. Apalagi jika sampai "keluar di dalam". (Yui/Rom)