Beredar kabar di kalangan pelangi, sebagian menyebutnya joke, jika digenjot (anal) bisa membantu memperlancar BAB, tentu bagi si bottom. Apakah itu fakta atau mitos?
Meski sebagian menganggapnya joke, ada juga yang menerimanya dengan serius, tapi seperti apakah sih fakta sebenarnya?
Rectum sampai lubang anus memang menjadi tempat pembuangan, terutama makanan padat yang diolah dari usus, yang kita sebut BAB (buang air besar).
Saat BAB, kadang lancar, kadang sulit karena kotoran keras atau terlalu encer yang menyebabkan panas di bagian anus. Apa sih yang menyebabkannya?
Itu sangat begantung pada jenis makanan yang dikonsumsi, misalnya cukup kandungan serat seperti sayur dan buah-buahan, maka BAB akan lancar, karena usus akan lebih mudah memproses yang selanjutnya dibawa ke pembuangan akhir melalui anus.
Lalu apakah digenjot atau anal seks turut membantu memperlancar BAB? Sejauh ini belum terbukti, bahkan bisa sebaliknya.
Bottom yang setelah digenjot BABnya lancar, bisa jadi karena pola makannya seimbang, terlebih ada pelumas yang masih menempel di dinding rectum sisa berhubungan intim.
Namun ada resiko lain ketika melakukan anal seks, sementara organ dalam sedang proses pembuangan, kotoran yang harusnya keluar bisa terdorong kembali ke usus yang itu bisa memicu distraksi pada usus.
Bagi bottom itu akan berdampak seperti rasa kurang nyaman di perut dan seperti ingin BAB.
Perlu diingat bahwa kotoran yang terdorong ke usus itu penuh dengan kuman dan bakteri, yang bisa menimbulkan penyebaran ke bagian usus. Dampak jangka panjangnya bisa gangguan pencernaan.
Pada kasus yang berbeda, digenjot atau anal seks justru membuat bottom sulit BAB atau merasa kesakitan karena ada beberapa titik luka di dinding rectum atau lubang anus, terutama di bagian otot spincher.
Hal itu bisa terjadi karena tidak menggunakan pelumas, permainan terlalu kasar, atau perilaku seksual yang ekstreem.
Jadi, tetap hati-hati ya guys.
Tags:
Kesehatan