loading...
Kasus-kasus pembunuhan sadis tak jarang dilakukan kaum LGBT. Salah satu yang paling sadis dilakukan oleh Ryan Jombang, ketika korbannya dimutilasi dan dikubur di belakang rumah. Jumlahnya tidak hanya satu, namun beberapa.
Kasus lain misalnya di Surabaya, ketika sepasang gay bertengkar di dalam kamar dan salah satu menghabisinya dengan sadis. Padahal keduanya adalah pasangan kekasih, yang sering melakukan hubungan intim.
Kasus-kasus lain banyak terjadi, namun yang menjadi pertanyaan, kenapa hal itu terjadi? Mari kita pelajari.
Sebenarnya peristiwa itu bersifat kasuistik, artinya potensi yang sama bisa terjadi pada kaum non LGBT (heteroseksual). Kaitannya dengan suasana bathin yang labil.
Kaum LGBT, terutama di Indonesia, seringkali dianggap bagian dari kelompok yang tidak wajar. Oleh sebab itu banyak yang menyembunyikan identitas. Lambat laun, hal tersebut bisa menyebabkan perasaan tertekan. Terlebih ketika lingkungan mengharuskannya berperilaku layaknya banyak orang.
Meski dalam kondisi tertekan, tak sedikit yang tetap melampiaskan hasratnya. Menjalin hubungan dengan sesama. Namun cara itu tidak akan mengurangi perasaan tertekan, rendah diri, dan perasaan merasa aneh di masyarakat.
Dalam kondisi psikologis semacam itu, emosi seseorang sangat labil dan sulit terkontrol. Oleh sebab itulah dia menjadi sangat sensitif dan akan sangat posesif dengan pasangannya. Apalagi jika keduanya sudah menjalin hubungan yang terlalu dalam.
Tak jarang kasus kekerasan, intimidasi, hingga pembunuhan terjadi karena rasa kecewa yang bercampur takut, jika hubungan terlarangnya selama ini diketahui masyarakat. Meski cara kekerasan terbukti juga tak menyelesaikan masalah.
Karena meminimalisir hal itu, negara-negara seperti Thailand bersifat lebih terbuka pada kelompok LGBT, dengan harapan mengurangi tingkat gejolak sosial di Masyarakat. Sekaligus bisa mengontrol kelompok LGBT dengan baik.
Di negara lain, banyak yang masih menganggapnya tabu bahkan sesuatu penyakit. Namun realitasnya kelompok ini begitu eksis, dan baru terkuak setelah terjadi kasus kriminal seperti mutilasi dan sebagainya.
Pada intinya, psikologi seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan, penerimaan masyarakat dan keluarga. Perasaan tertekan yang berkepanjangan membuatnya kehilangan kontrol atas dirinya.
Semua orang berpotensi mengalami hal ini, tidak hanya kelompok LGBT. Namun kelompok LGBT memang termasuk yang paling tertekan di masyarakat. (Dus/Ath)